24 April 2025

Cara Mudah Mengatasi Sendiri masalah Kelistrikan di Rumah

 

Cara Mudah Mengatasi Sendiri masalah Kelistrikan di Rumah

Listrik konslet di rumah?.

jasalistrik.com - Kadang ada ada aja masalah Listrik yang terjadi di rumah kita, Sudah pasti Kacau, mau apa saja jadi terganggu. Mau mandi ? pompa air macet, mau nonton TV , mana bisa. Lampu mati dll.

Setiap di MCB di ON kan langsung Trip ( njeglek ), atau di ON kan mau hidup tapi beberapa saat atau beberapa menit / jam kemudian njeglek sendiri tanpa sebab yang jelas ? . Padahal beban yang di pakai hanya 50 % dari daya yang tersedia.

Beberapa sebab yang membuat Listrik di rumah bermasalah.

A. Jika Listrik di ON kan MCB langsung trip ( njeglek )
Hal ini sudah jelas menunjukkan bahwa ada yang konslet di salah satu jaringan instalasi atau beban yang ada di rumah kita.
Beberapa penyebab konslet listrik diantaranya:
  • Stop kontak ,box sekering,atau alat listrik kita kemasukan cicak atau terkena rembesan air.
  • Jaringan kabel konslet karena isolasi terkelupas dan menyebabkan short phase dan netral.
  • Penampang kabel yang tidak sesuai dengan beban menyebabkan kabel terbakar.
  • Lampu dengan Electronic ballast sering terbakar circuitnya menyebabkan konslet
  • Beban beban induksi seperti kulkas, ac, mesin cuci, pompa air dll , spull yang terbakar juga menyebabkan konslet
  • Fitting lampu dengan kwalitas yang jelek sering konslet kuningan drat lampu dengan bagian tengah fitting
  • Tikus juga sering menggerogoti kulit kabel hingga akhirnya terkelupas isolasinya.

Cara melacak sebab MCB langsung trip ( njeglek )

  1. Matikan semua lampu dan cabut semua beban di stop kontak.
  2. ON kan MCB . Jika mau ON berarti problem konslet pada beban listrik tapi jika MCB masih Trip berarti konslet pada jaringan kabel.
  3. Jika MCB mau ON hidupkan satu persatu beban, lampu terlebih dahulu. Jika ada yang konslet maka MCB akan Trip.
  4. Colokkan Stop kontak beban satu persatu maka akan ketahuan mana yang menyebabkan konsleting.

B. Jika MCB di ON kan selang beberapa saat dalam hitungan menit atau jam baru Trip

Menunjukkan ada yang konslet tetapi tidak short secara langsung
Beberapa sebabnya :
  • Pada saat tertentu beban di rumah kita sudah mepet missal daya 900 W sudah terpakai 800 W. Pada saat kita menghidupkan beban lagi missal pompa air dengan daya 125 W otomatis pada saat start awal daya yang di pakai akan tinggi . Ini menyebabkan Trip MCB.
  • Stop kontak di tempat yang Lembab sering menjadi rumah semut.Akibatnya Stop kontak menjadi penuh dengan pasir basah dan pasir ini akhirnya saat tertentu akan membuat hubungan pendek phase dan netral , tetapi tidak terus menerus
  • Suatu peralatan yang pernah konslet dapat meyebabkan jalur karbon yang dapat mengalirkan listrik dari Phase dan netral tetapi itupun konsletnya tidak terus menerus.
  • Jalur Instalasi kabel yang tertanam di tembok, atau di tanah ( lampu taman ) tetapi tidak menggunakan pipa pralon, walaupun dengan merk standart akan dapat short juga jika terletak pada tembok/tanah yang selalu basah.
  • Jaringan kabel yang tidak sesuai dengan beban akan menyebabkan penggunaan arus menjadi tinggi. Misal Water heater dengan daya 900 W sedang saluran inputnya menggunakan kabel sangat kecil,hal ini akan membuat kabel menjadi panas.
  • Dll

Cara melacak sebab MCB di ON kan beberapa menit atau jam baru njeglek (takatik)


Matikan MCB dan periksa semua saluran listrik, box MCB, stop kontak dll terutama di tempat yang lembab dan basah. Sangat perlu kejelian kita dalam mengatasi hal ini. Kasus yang satu ini lebih sulit di temukan di bandingkan listrik yang langsung konslet.

Sangat di perlukan Trik trik dan pengalaman tersendiri. Apalagi jika rumah tersebut berlantai lebih dari satu. Sering kali Listrik menjadi tertuduh dari suatu peristiwa kebakaran. Memang tidak ada salahnya, tapi apa sebabnya?

Berikut ini Diantara Listrik menjadi Sebab peristiwa kebakaran :

  1. Pemilihan Stop kontak dengan kwalitas yang kurang bagus, menyebabkan saat di tancapkan Steker ke stop kontak kurang kencang dan akhirnya timbul percikan bunga api.
  2. Sambungan sambungan kabel yang tidak sempurna, akan mengakibatkan timbulnya percikan bunga api , dalam waktu lama akan membara dan sudah jelas efecnya jika sambungan tadi berada di atas bahan yang mudah terbakar misalnya kayu.
  3. Panggunaan kabel dengan kwalitas yang kurang bagus dan tidak standart, jika di bebani dengan beban yang terlalu banyak akan berakibat kabel menjadi panas.
Saat ini banyak beredar kabel kabel yang penghantarnya terbuat dari aluminium atau kawat yang di lapis tembaga. Jadi kalau di kupas kelihatan seperti tembaga tetapi jika di potong dan dilihat penampangnya akan tampak putih aluminium.

Ukuran standart kabel yang umum di pakai untuk keperluan rumah tangga:

  1. Jalur utama NYA / NYM 2,5 mm
  2. Jalur beban kecil ( misal lampu.kipas angin,dll ) NYA / NYM 1,5 mm

Warna kabel Listrik Standart:

  1. Hitam : Phase
  2. BiruMerah : Netral
  3. Kuning strip hijau : Ground

Itu sedikit ilmu bagi Para Teknisi pemula. Semoga bermanfaat.

19 April 2025

Kumpulan Pin Protek untuk TV SHARP dan Cara Mengatasinya

Kumpulan Pin Protek untuk TV SHARP dan Cara Mengatasinya

jasalistrik.com - Penyebab dan gejala dari kerusakan tv memang bermacam macam baik itu tv Tabung ataupun TV LCD atau TV Led, ada yang disebabkan dari keruskan komponen yang vital seperti IC, flyback dan lain lain. dan ada juga yang disebabkan adanya proteksi yang diberikan dari pabrik agar IC yang vital tidak rusak. seperti pada TV tv sharp biasanya banyak diberikan protek, untuk mengetahui dimana saja titik dari protek tersebut silakan parak teknisi lihat daftar di bawah ini :

Chasis UA-1, Menggunakan IC IX3368CEN1-5 Atau IX3410CEN1-5

Masukan Proteksi

Detektor

Yang Dideteksi

Tegangan Normal

Menonaktifkan Proteksi

Pin No.8 IC801 (3,3 V)

Menonaktifkan Proteksi utama,

Lepaskan Jumper J223

D609

Tegangan 8V

Anoda D609 = 3.3 Volt

Lepaskan D609

D606

ABL / X-ray

Anoda D606 = 3.3 Volt

Lepaskan D606

D614, Q603

Heater / X-ray

Anoda D614 = 3.3 Volt

Collector Q603 = 3.3 Volt

Lepaskan D614

Lepaskan Q603

D752

Tegangan 5V

Anoda D752 = 3.3 Volt

Lepaskan D752

D504

Tegangan 16V (Sound Amp)

Anoda D504 = 3.3 Volt

Lepaskan D504

D502

Tegangan 45V (Vertikal)

Anoda D502 = 3.3 Volt

Lepaskan D502

D503

Vertikal Output

Anoda D503 = 3.3 Volt

Lepaskan D503

D613

Tegangan 180V

Anoda D613 = 3.3 Volt

Lepaskan D613

Chasis UA-1 (Lubang), Menggunakan IC IX3368CEN7

Masukan Proteksi

Detektor

Yang Dideteksi

Tegangan Normal

Menonaktifkan Proteksi

Pin No.8 IC801 (3,4 V)

Menonaktifkan Proteksi utama,

Lepaskan Jumper J208 dan D203

D203

Tegangan 33V (Tuner)

Anoda D203 = 3.4 Volt

Lepaskan D203

D607

Tegangan 190V

Anoda D607 = 3.4 Volt

Lepaskan D607

D604, Q603

Heater / X-ray

Anoda D604 = 3.4 Volt

Collector Q603 = 3.4 Volt

Lepaskan D604

Lepaskan Q603

D601

ABL / X-ray

Anoda D601 = 3.4 Volt

Lepaskan D601

Q501

Tegangan Supply Vertikal

Collector Q501 = 3.4 Volt

Lepaskan D501

Menggunakan IC IX 2938CE, TB1226

Masukan Proteksi

Detektor

Yang Dideteksi

Tegangan Normal

Menonaktifkan Proteksi

Pin No.30 IC1001 (5,1 V)

D616

Tegangan 9V

Anoda D616 = 5.1 Volt

Lepaskan D616

D607

Tegangan 180V

Anoda D607 = 5.1 Volt

Lepaskan D607

Q607

Heater / X-ray

Collector Q607 = 5.1 Volt

Lepaskan Q607

D606

ABL / X-ray

Anoda D606 = 5.1 Volt

Lepaskan D606

D611

Tegangan 5V

Anoda D611 = 5.1 Volt

Lepaskan D611

D201

Tegangan 9V

Anoda D201 = 5.1 Volt

Lepaskan D201

Menggunakan IC IX 2694, M52340

Masukan Proteksi

Detektor

Yang Dideteksi

Tegangan Normal

Menonaktifkan Proteksi

Pin No.38 IC1001 (0 V)

D606

Heater / X-ray

Anoda D606 = 0 Volt

Lepaskan D606

D616

ABL / X-ray

Anoda D616 = 0 Volt

Lepaskan D616

Q603

ABL / X-ray

Collector Q603 = 0 Volt

Lepaskan Q603

D610

Heater / X-ray

Anoda D610 = 0 Volt

Lepaskan D610

Chasis G2 Menggunakan IC IX 3031CE, TB1226

Masukan Proteksi

Detektor

Yang Dideteksi

Tegangan Normal

Menonaktifkan Proteksi

Pin No.30 IC1001 (3,3 V)

D618

Tegangan 9V

Anoda D618 = 3,3 Volt

Lepaskan D618

D607

Heater / X-ray

Anoda D607 = 3,3 Volt

Lepaskan D607

Q607

Heater / X-ray

Collector Q607 = 3,3 Volt

Lepaskan Q607

D606

ABL / X-ray

Anoda D606 = 3,3 Volt

Lepaskan D606

D611

Tegangan 5V

Anoda D611 = 3,3 Volt

Lepaskan D611

GA-4M Chasis, Menggunakan IC IXB226WJ, M61260

Masukan Proteksi

Detektor

Yang Dideteksi

Tegangan Normal

Menonaktifkan Proteksi

Pin No.7 IC1001 (4.5 V)

D605

Tegangan 185V

Anoda D605 = 4,5 Volt

Lepaskan D605

D608

ABL / X-ray

Katoda D607 = 4,5 Volt

Lepaskan D608

Q603

Heater

Collector Q603 = 4,5 Volt

Lepaskan Q603

D203

Tegangan 33V (Tuner)

Anoda D203 = 4,5 Volt

Lepaskan D203

D1091

Tegangan 9V

Anoda D606 = 4,5 Volt

Lepaskan D1091

Pin No.6 IC1001 (3.4 V)

D1010

Tegangan 15V

Pin No.6 IC1001 = 3.4 Volt

Lepaskan D1010

Chasis GA-6, Menggunakan IC IXB725WJ, Chasis GA-7 Menggunakan IC IXB855WJZZ

Masukan Proteksi

Detektor

Yang Dideteksi

Tegangan Normal

Menonaktifkan Proteksi

Pin No.63 IC801 (4.1 V)

D1005

Tegangan 9V

Anoda D1005 = 4,1 Volt

Lepaskan D1005

D608

ABL / X-ray

Katoda D608 = 4,1 Volt

Lepaskan D608

Q603

Heater

Collector Q603 = 4,1 Volt

Lepaskan Q603

D805, D203

Tegangan 33V (Tuner)

Anoda D805 & D203 = 4,1 Volt

Lepaskan D203

D204

Tegangan 5V (Tuner)

Anoda D204 = 4,1 Volt

Lepaskan D204

Pin No.7 IC801 (3.9 V)

D1002

Power supply (AC-Detect)

Pin No.7 IC801 = 3.9 Volt

Lepaskan D1002

Pin No.8 IC801 (0.6 V)

R523

Vertical

Pin No.8 IC801 = 0.6 Volt

Lepaskan R523

Menggunakan IC IXC080WJN5Q

Masukan Proteksi

Detektor

Yang Dideteksi

Tegangan Normal

Menonaktifkan Proteksi

Pin No.63 IC801 (4.1 V)

Menonaktifkan Proteksi utama,

Lepaskan Jumper J497

D1108

Tegangan 5V

Anoda D1008 = 4,1 Volt

Lepaskan D1108

D605

Tegangan 185V

Katoda D605 = 4,1 Volt

Lepaskan D605

D608, D607

ABL / X-ray

Katoda D608 = 4,1 Volt

Lepaskan D608

Q603, D604

Heater / X-ray

Collector Q603 = 4,1 Volt

Lepaskan Q603

D203

Tegangan 33V (Tuner)

Anoda D203 = 4,1 Volt

Lepaskan D203

D1105

Tegangan 5V

Anoda D1105 = 4,1 Volt

Lepaskan D1105

Pin No.64 IC801 (3.9 V)

D1002

Power supply (AC-Detect)

Pin No.64 IC801 = 3.9 Volt

Lepaskan D1002

Pin No.65 IC801 (0.6 V)

R523

Vertical

Pin No.65 IC801 = 0.6 Volt

Lepaskan R523

Menggunakan IC IXC688WJ / IC IXC844WJ

Masukan Proteksi

Detektor

Yang Dideteksi

Tegangan Normal

Menonaktifkan Proteksi

Pin No.81 IC801 (4.1 V)

D1108

Tegangan 5V

Anoda D1008 = 4,1 Volt

Lepaskan D1108

D605

Tegangan 185V

Katoda D605 = 4,1 Volt

Lepaskan D605

D608, D607

ABL / X-ray

Katoda D608 = 4,1 Volt

Lepaskan D608

Q603, D604

Heater / X-ray

Collector Q603 = 4,1 Volt

Lepaskan Q603

D203

Tegangan 33V (Tuner)

Anoda D203 = 4,1 Volt

Lepaskan D203

D1105

Tegangan 5V

Anoda D1105 = 4,1 Volt

Lepaskan D1105

Pin No.82 IC801 (3.9 V)

D1002

Power supply (AC-Detect)

Pin No.82 IC801 = 3.9 Volt

Lepaskan D1002

Pin No.83 IC801 (0.6 V)

R523

Vertical

Pin No.83 IC801 = 0.6 Volt

Lepaskan R523

 

Itulah Kumpulan Pin Protek untuk TV SHARP dan Cara Mengatasinya, semoga beremanfaat.


Sumber : https://toharielektro.blogspot.com/2013/04/pin-protek-tv-sharp.html

17 April 2025

Cara Mudah Merawat Scanner Agar Awet dan bisa digunakan

scanner printer canon MP287
scanner printer canon MP287
Scan atau Scanner adalah alat yang digunakan untuk menggandakan gambar dari media kertas menjadi bentuk sebuah file, yang mana nantinya dapat diduplikasi kembali atau diedit dengan mudah. Pada scanner terdapat beberapa bagian yang fungsinya berbeda-beda, antara lain bagian kaca scan, bagian tombol pengatur, dan bagian penutup. Menurut jenisnya, scanner terbagi dua macam, yaitu Plat Bed Scanner dan Hand-held Scanner. 


Perbedaannya adalah, Plat bed scanner merupakan scanner yang penggunaanya dilakukan dengan cara meletakan kertas (objek) yang akan discanner di antara penutup (cover) dengan lensa. Scaner jenis ini banyak digunakan di perkantoran karena lebih cepat dan efisien dalam melakukan scanner. Sedangkan yang kedua, jenis Hand-held scanner adalah scanner tangan yang banyak dipakai untuk menscan harga barang (barcode) di supermarket-supermarket. Oleh karena itu, cara merawat scanner tersebut sedikit berbeda karena fungsinya juga berbeda.



Cara merawat scanner dapat dilakukan sendiri, asalkan tahu fungsi dari bagian-bagian pada scanner. Merawat scanner sangat penting dilakukan karena dengan melakukan perawatan performa kerja scanner akan berjalan dengan baik. Beberapa permasalahan akibat jarang merawat scanner antara lain, gambar yang dihasilkan tidak akan jernih, terjadi penyimpangan pada hasil yang di scan, atau yang terparah adalah scanner tidak dapat berjalan dengan baik karena telah terjadi kerusakan. Apalagi jika akan membutuhkan scanner untuk keperluan yang mendesak, scanner yang tidak dapat berfungsi dengan baik tentu saja akan membuat kita repot sendiri. 

Oleh karena itu, dengan sedikit mengetahui fungsi dan cara membersihkan bagian-bagian pada scanner maka kita dapat mengerjakannya atau merawat sendiri scanner, khususnya pada waktu luang.

Berikut beberapa tahap cara merawat scanner yang baik dan benar:


  • Membersihkan bagian permukaan kaca scanner

Bila sedang membersihkan bagian ini, maka gunakanlah kain pembersih yang memiliki permukaan halus dengan bahan microfiber, agar serat kain tidak tertinggal atau menempel pada kaca scan. Ketika sedang memindai materi dari majalah atau buku yang tebal, sebaiknya jangan menggunaka penutup scanner, atau memaksa menekannya sampai tertutup rapat. Karena bila dipaksakan, hal tersebut dapat menyebabkan engsel penutup scanner akan mengendur atau bahkan rusak.



  • Membersihkan kotoran/debu di dalam scanner

Tentu saja untuk membersihkan bagian dalam scanner, kita harus membongkar scanner dan kemudian merangkainya kembali seperti semula. Masalah yang sering terjadi karena keberadaan kotoran atau debu yang menempel lama, sehingga menumpuk dan akan mengganggu kerja alat pemindai ini. Bila tetap didiamkan, maka akan menyebabkan goresan pada alat scan sehingga kerusakan yang ditimbulkan malah dapat tambah parah. Oleh karena itu, bersihkan bagian dalam scanner dengan kapas atau kain pembersih yang halus dengan bantuan sedikit cairan pembersih (alkohol).

 

Sumber : https://klinik-it.blogspot.com/2013/01/cara-merawat-scanner-yang-benar.html

28 March 2025

Berikut ini Jenis - Jenis Penguat Akhir Audio


jasalistrik.comSudah menjadi suatu hal yang wajar jika seseorang selalu mencari sesuatu yang lebih baik. Tak terkecuali di bidang Elektronika seperti penguat amplifier. Ada beberapa jenis penguat audio yang dikategorikan antara lain sebagai penguat class A, B, AB, C, D, T, G, H dan beberapa tipe lainnya yang belum disebut di sini. Tulisan berikut membahas secara singkat apa yang menjadi ciri dan konsep dari sistem power amplifier (PA) tersebut.



Fidelitas dan Efisiensi

Penguat audio (amplifier) secara harfiah diartikan dengan memperbesar dan menguatkan sinyal input. Tetapi yang sebenarnya terjadi adalah, sinyal input di-replika (copied) dan kemudian di reka kembali (re-produced) menjadi sinyal yang lebih besar dan lebih kuat. Dari sinilah muncul istilah fidelitas (fidelity) yang berarti seberapa mirip bentuk sinyal keluaran hasil replika terhadap sinyal masukan. Ada kalanya sinyal input dalam prosesnya kemudian terdistorsi karena berbagai sebab, sehingga bentuk sinyal keluarannya menjadi cacat. Sistem penguat dikatakan memiliki fidelitas yang tinggi (high fidelity), jika sistem tersebut mampu menghasilkan sinyal keluaran yang bentuknya persis sama dengan sinyal input. Hanya level tegangan atau amplituda saja yang telah diperbesar dan dikuatkan. Di sisi lain, efisiensi juga mesti diperhatikan. Efisiensi yang dimaksud adalah efisiensi dari penguat itu yang dinyatakan dengan besaran persentasi dari power output dibandingkan dengan power input. Sistem penguat dikatakan memiliki tingkat efisiensi tinggi (100 %) jika tidak ada rugi-rugi pada proses penguatannya yang terbuang menjadi panas.


PA kelas A

Contoh dari penguat class A adalah adalah rangkaian dasar common emiter (CE) transistor. Penguat tipe kelas A dibuat dengan mengatur arus bias yang sesuai di titik tertentu yang ada pada garis bebannya. Sedemikian rupa sehingga titik Q ini berada tepat di tengah garis beban kurva VCE-IC dari rangkaian penguat tersebut dan sebut saja titik ini titik A.

Garis beban pada penguat ini ditentukan oleh resistor Rc dan Re dari rumus VCC = VCE + IcRc + IeRe. Jika Ie = Ic maka dapat disederhanakan menjadi VCC = VCE + Ic (Rc+Re). Selanjutnya pembaca dapat menggambar garis beban rangkaian ini dari rumus tersebut. Sedangkan resistor Ra dan Rb dipasang untuk menentukan arus bias. Pembaca dapat menentukan sendiri besar resistor-resistor pada rangkaian tersebut dengan pertama menetapkan berapa besar arus Ib yang memotong titik Q.

Besar arus Ib biasanya tercantum pada datasheet transistor yang digunakan. Besar penguatan sinyal AC dapat dihitung dengan teori analisa rangkaian sinyal AC. Analisa rangkaian AC adalah dengan menghubung singkat setiap komponen kapasitor C dan secara imajiner menyambungkan VCC ke ground. Dengan cara ini rangkaian gambar-1dapat dirangkai menjadi seperti gambar-3. Resistor Ra dan Rc dihubungkan ke ground dan semua kapasitor dihubung singkat.

Dengan adanya kapasitor Ce, nilai Re pada analisa sinyal AC menjadi tidak berarti. Pembaca dapat mencari lebih lanjut literatur yang membahas penguatan transistor untuk mengetahui bagaimana perhitungan nilai penguatan transistor secara detail. Penguatan didefenisikan dengan Vout/Vin = rc / re`, dimana rc adalah resistansi Rc paralel dengan beban RL (pada penguat akhir, RL adalah speaker 8 Ohm) dan re` adalah resistansi penguatan transitor. Nilai re` dapat dihitung dari rumus re` = hfe/hie yang datanya juga ada di datasheet transistor.

Ciri khas dari penguat kelas A, seluruh sinyal keluarannya bekerja pada daerah aktif. Penguat tipe class A disebut sebagai penguat yang memiliki tingkat fidelitas yang tinggi. Asalkan sinyal masih bekerja di daerah aktif, bentuk sinyal keluarannya akan sama persis dengan sinyal input. Namun penguat kelas A ini memiliki efisiensi yang rendah kira-kira hanya 25% - 50%. Ini tidak lain karena titik Q yang ada pada titik A, sehingga walaupun tidak ada sinyal input (atau ketika sinyal input = 0 Vac) transistor tetap bekerja pada daerah aktif dengan arus bias konstan. Transistor selalu aktif (ON) sehingga sebagian besar dari sumber catu daya terbuang menjadi panas. Karena ini juga transistor penguat kelas A perlu ditambah dengan pendingin ekstra seperti heatsink yang lebih besar.

Itulah Artikel tentang Jenis - Jenis Penguat Akhir Audio, semoga bermanfaat Bagi para junior yang masih belajar di sekolah SMK.