ESR meter, Alat ukur Wajib Bagi teknisi elektronika Selain Multimeter - ESR meter adalah semacam ohm-meter yang dapat digunakan untuk mengukur besarnya “resistansi” dari elco. Perbedaannya ohm-meter menggunakan arus DC (arus searah) untuk menggerakkan meter, sedangkan ESR meter menggunakan AC (arus bolak-balik) frekwensi 150Khz. Sebagaimana posting sebelumnya, idealnya sebuah elco itu nilai ESR-nya adalah nol. Akan tetapi dalam prakteknya tidak mungkin. Hanya elco dengan kualitas bagus yang nilainya 10uF keatas yang memiliki nilai ESR mendekati nol.
Apakah sebenarnya ESR itu?
Umumnya parameter yang dimiliki sebuah elco yang dipahami oleh teknisi adalah “tegangan kerja maksimum” dan “nilai kapasitansi”. Pada hal sebenarnya masih ada beberapa parameter lain misalnya adalah “temperature kerja maksimum” (85 atau 105 derajat C) dan “ESR” (Equivalent Series Resistance).
Kecuali bersifat kapasitif, dalam prakteknya elco juga mempunyai karakteristik “resistif” yang disebabkan karena kombinasi resistansi kaki-kakinya, sambungan internal, plat dan elektrolit. Karakteristik resistif inilah yang membentuk ESR, karena kalau digambarkan maka seakan-akan seperti dipasang seri dengan kapasitansi elco tersebut.
Idealnya nilai ESR adalah nol ( kalau dilihat di skalanya jarum penuh ke kanan seperti ohm meter ). Nilai ESR bisa untuk menunjukkan kualitas suatu kapasitor atau elco. Semakin kecil nilai ESR tersebut semakin baik kondisi kapasitor tersebut. Sebaliknya semakin besar nilai ESR semakin buruk kondisi kapasitormya dan harus diganti yang bagus.
Mengapa teknisi harus memiliki ESR meter ??
Hampir semua teknisi elektronika mempunyai pengalaman masing-masing. Dalam menangani komponen elco juga sama. Banyak komponen elco yang sebenarnya belum rusak total tetapi memang sudah perlu untuk diganti walaupun dari bentuk fisiknya masih bagus. Elco jenis ini biasanya banyak terdapat pada produk China. Apalagi perangkat yang bekerjanya menggunakan frekuensi tinggi, pasti banyak komponen elco yang cepat rusak atau kering dan hal tersebut memang sudah wajar dan sering terjadi.
Terus bagaimana cara mencari komponen elco yang rusak tersebut ?
Banyak teknisi menyiasati masalah ini dengan cara langsung mengganti semua elco yang ada, dengan tanpa mempedulikan apakah elco – elco tersebut rusak atau tidak. Hal ini umumnya memang cukup berhasil. Tetapi terkadang elco pengganti kualitasnya tidak bagus, sehingga pesawat rusak ulang setelah dipakai beberapa waktu. Mengganti semua elco juga merupakan suatu masalah sendiri jika sirkit yang diperbaiki banyak menggunakan elco.
Penggunaan ESR meter ternyata merupakan pilihan yang paling tepat untuk mengatasi problem-problem diatas. Kami sarankan ESR meter merupakan tool yang wajib dimiliki oleh setiap teknisi setelah avo-meter.
Keuntungan Menggunakan ESR meter :
ESR meter dapat melacak elco rusak langsung di PCB dengan waktu lebih cepat karena tidak perlu melepas elco satu per satu (in-circuit tester).Hanya elco rusak yang diganti. ESR meter dapat digunakan untuk memeriksa kualitas elco baru maupun bekas. Kadang perangkat elektronik rusak lagi setelah service hanya disebabkan karena elco baru yang dipasang ternyata kualitasnya jelek.
Elko yang jika di cek menggunakan ohm-meter kadang hasilnya menipu. Karena kalau dicek dengan ESR meter ternyata ESR-nya sudah menjadi besar(elco rusak).
ESR meter dapat dipakai untuk memeriksa flyback yang short pada gulungan bagian primer (antara pin-B+ dengan pin-Kolektor), defleksi yoke yang short, bagian primer tranfo power yang short. Semuanya bisa langsung ditest di PCB tanpa harus melepasnya. Berbeda dengan alat test lain yang caranya harus dicopot dulu.
ESR meter dapat untuk mengetahui apakah re-chargeable bateri masih baik atau sudah rusak. Re-chargeable bateri yang sudah rusak umumnya ESR-nya lebih besar jika dibanding yang masih baik.
ESR meter dapat untuk melacak jalur printed yang bocor/short
ESR METER berapa GAN? or kita harus buat sendiri? ada skemanya??
ReplyDeleteTHANKS
EKO
Bos, harganya berapa esr meter itu
ReplyDelete