Antenna televisi biasanya memiliki sepasang batang batang metal yang
terbuat dari alumunium. Kualitas sebuah antena TV tergantung pada
seberapa bagusnya metal itu di anodize. Ketika metal tersebut oxidasi
dan berkarat maka kemampuan menerima signalpun akan hilang. Antena
outdoor atau yang dipasang pada luar rumah lebih dapat berkarat
dibandingkan dengan antena yang dipasang di dalam rumah (indoor)
walaupun antena outdoor lebih bagus dalam menerima signal. Faktor utama
yang menentukan seberapa bagusnya sebuah antena dalam menerima signal
yaitu jarak dan arah antara antena itu dengan pemancar stasiun televisi
(transmitter), dan juga kekuatan pemancar stasiun tersebut. Antena
indoor biasanya kecil dan di design untuk diletakkan diatas TV atau
dekat TV. Antena indoor dapat dipengaruhi oleh gangguan- gangguan antara
lain dinding isolasi, bahan atap, pipa air, kabel listrik dan bahkan
orang-orang yang bergerak di sekitar ruangan. Alat- alat rumah tangga
juga dapat menyumbang gangguan tersebut seperti komputer, radio, lampu
neon, dan telepon cordless.
Kemampuan sebuah antenna untuk menangkap signal dan mengirimnya ke tuner disebut dengan “Gain” (diukur dengan dB atau decibel). Semakin besar dB pada antena, semakin bagus juga ‘gain’nya. Ada istilah lainnya mengenai antena yaitu front-to-back-ratio, artinya berapa bagus sebuah antena dapat menerima signal yang datang dari arah antena itu menghadap dibandingkan yang datang dari arah yang berlawanan. Sebenarnya spesifikasi ini jarang ditulis atau ditampilkan pada kotak-kotak antena sewaktu anda membelinya atau dalam instruksi kertasnya, tapi jika ada anda hanya perlu tau makin besar angkanya semakin bagus.
Perbedaan antara VHF dan UHF.
Stasiun televisi ada yang beroperasi pada band VHF (Very High Frekuensi) dan ada juga yang dengan band UHF (Ultra High Frekuensi). VHF dan UHF adalah sebuah bandwidth yang digunakan untuk memancarkan signal radio dan TV untuk para operator yang menerimanya.
VHF : 30 MHz – 300 MHz, saluran 2 sampai 13 pada TV
UHF : 300 MHz – 3 GHz, saluran 14 keatas pada TV
Megahertz artinya "sejuta cycles per detik," jadi "300 megahertz" artinya pemancar stasiun radio tersebut berosilasi pada frekuensi 300,000,000 cycles per detik.
Kilohertz artinya "ribuan cycles per detik".
Frekuensi band umum lainnya:
• AM radio : 535 kilohertz – 1.7 MHz
• Short wave radio : band dari 5.9 MHz – 26.1 MHz
• Citizens band (CB) radio : 26.96 MHz – 27.41 MHz
• Stasiun Televisi : 54 – 88 MHz untuk saluran 2 sampai 6
• FM radio : 88 MHz – 108 MHz
• Stasiun Televisi : 174 – 220 MHz untuk saluran 7 sampai 13
Ada ratusan contoh lainnya, seperti:
• Pembuka pintu garasi, sistim alarm, dsb. - sekitar 40 MHz
• Telepon cordless standar: 40 – 50 MHz
• Pemantau monitor bayi: 49 MHz
• Radio pengontrol pesawat: sekitar 72 MHz, berbeda dengan...
• Radio pengontrol mobil: sekitar 75 MHz
• Kalung pelacak hewan liar: 215 – 220 MHz
• MIR space station: 145 MHz & 437 MHz
• Telepon selular: 824 – 849 MHz
• New 900-MHz cordless phones: Obviously around 900 MHz!
• Radar pengontrol trafik udara: 960 – 1,215 MHz
• Global Positioning System (GPS): 1,227 & 1,575 MHz
• Deep space radio communications: 2290 MHz – 2300 MHz
Daftar frekuensi penyiaran di Indonesia sendiri sebagai berikut:
Trans TV: 29 UHF - 535,25 MHz
TPI: 37 UHF - 599,25 MHz
TVRI: 39 UHF - 615,25 MHz
Indosiar: 41 UHF - 631,25 MHz
SCTV: 45 UHF - 663,25 MHz
RCTI: 47 UHF - 647,25 MHz
ANTV: 48 UHF - 679,25 MHz
TV7: 49 UHF - 695,25 MHz
Lativi/TV ONE: 53 UHF - 727,25 MHz
Metro TV: 57 UHF - 759,25 MHz
Antena ada yang dibuat untuk VHF, UHF dan kombinasi unik keduanya. Kebanyakan antena dual band VHF/UHF sebenarnya adalah dua antena berbeda yang digabung dalam satu paket. Sekarang kebanyakan stasiun TV dgital menyiarkan band dalam frekuensi UHF. Perbedaan antena UHF dan VHF pada dasarnya terletak pada ukuran size nya. Frekuensi UHF jauh lebih tinggi dari VHF, jadi antena yang digunakan lebih kecil. Perbedaan transmisi VHF dan UHF hanya pada area ‘band’ frekuensi mereka berasal. Banyak orang mengira kalau UHF adalah teknologi baru yang lebih baik, anggapan ini salah. Teknologi dan prinsip yang digunakan pada sistim operasinya sama. Selama masih sedikit pengguna sistim wireless UHF maka salah satu keuntungan menggunakan operasi UHF ini adalah sedikit kemungkinan mengalami gangguan sehingga membuat siaran UHF lebih tajam dan jelas. Dalam sisi lain, kelebihan menggunakan sistim VHF adalah transmisi tersebut lebih murah dan mereka masih dapat bekerja walaupun antena dan pemancar/ transmitter nya tidak saling berhadapan.
Downlead adalah istilah yang umum digunakan untuk jalur lead-in yang menghubungkan antena ke TV. Hanya kabel coaxial yang disebut dengan “coax” yang semestinya digunakan untuk downlead. Kabel coaxial yang berkualitas bagus adalah yang 100% dilapisi dengan alumunium foil dan kabel alumunium braiding untuk menolak gangguan.
Ketika menghubungkan kabel coaxial, hubungkan kabel konduktor pusat ke antena dan pastikan pelapis shielding braid-nya juga terpasang pada saddle clamp dan jangan terlalu keras menguncinya. Sambungan koaksial dan plug semestinya disolder dan diikat dengan sekrup penyambung.
Diplexer adalah sebuah alat yang menggabungkan signal dari antena VHF dan UHF ke satu kabel output yang terhubung ke TV set anda. Alat tersebut bisa dipasang dekat TV atau dekat antena. Diplexer diperlukan hanya kalau TV set anda cuman ada satu socket input untuk kabel UHF dan VHF.
FM rejection filters atau kadang disebut juga dengan FM trap, memungkinkan receiver untuk menolak atau menyaring suara signal FM dengan tujuan menghindarkan interferensi pada signal TV.
Untuk meningkatkan kemampuan antena dalam menangkap signal diperlukan electronic amplification. Amplifier yang diinstall pada antena outdoor disebut dengan preamp atau preamplifier (Booster). Preamplifier biasanya terdapat 2 komponen, yang pertama adalah amplifier yang sesungguhnya yang dipasang pada tiang antena sekitar satu foot (30cm) dibawah antena boom dan terhubung ke antena melalui ukuran pendek kabel koaksial. Komponen lainnya adalah power supply yang dipasang di dalam rumah dan tugasnya untuk menyediakan power ke amplifier melalui kabel coaxial. Splitter jangan diletakkan antara power supply dan preamp, jika splitter dipasang disana maka akan memblokir voltase yang menuju ke preamp dan akan menghentikan hampir semua signal yang menuju ke TV. Para pakar merekomendasikan hanya memasang booster kalau benar- benar diperlukan, karena alat itu juga memperbesar suara selain signal dan alat itu bisa ‘overdriven’ kalau terkena signal yang kuat dan hanya akan memperburuk penyiaran. Jika antena dibagi hanya untuk 2 – 4 penyaluran, preamplifier tidak diperlukan tapi kalau lebih dari itu, seperti menggunakan tiga TV, dua VCR dan FM radio pada antena yang sama maka menggunakan preamp adalah ide yang bagus. Ada bermacam-macam jenis preamplifier, sebagian untuk UHF dan sebagian untuk VHF ataupun keduanya pada takaran jumlah gain yang bersekitaran antara 6 – 30 dB. Antena UHF yang bagus pada umumnya dapat memberikan 8 – 10 dB gain.
Urutan Stasiun televisi Indonesia berdasarkan kehadirannya :
01. TVRI - VHF - Nasional - 1962
02. RCTI - UHF - Nasional - 1989
03. TPI - UHF - Nasional - 1991
04. SCTV - UHF - Nasional - 1991
05. ANTV - UHF - Nasional - 1993
06. Indosiar - UHF - Nasional - 1994
07. Metro TV - UHF - Nasional - 2000
08. Trans TV - UHF - Nasional - 2001
09. TRANS7 - UHF - Nasional - 2001
10. Global TV - UHF - Nasional - 2001
11. Lativi - UHF - Nasional - 2001
12. O' Channel - UHF - Lokal - 2005
13. Jak Tv - UHF - Lokal - 2005
14. Space Toon - UHF - Lokal - 2006
15. ElShinta TV - UHF - Lokal - 2006
Kemampuan sebuah antenna untuk menangkap signal dan mengirimnya ke tuner disebut dengan “Gain” (diukur dengan dB atau decibel). Semakin besar dB pada antena, semakin bagus juga ‘gain’nya. Ada istilah lainnya mengenai antena yaitu front-to-back-ratio, artinya berapa bagus sebuah antena dapat menerima signal yang datang dari arah antena itu menghadap dibandingkan yang datang dari arah yang berlawanan. Sebenarnya spesifikasi ini jarang ditulis atau ditampilkan pada kotak-kotak antena sewaktu anda membelinya atau dalam instruksi kertasnya, tapi jika ada anda hanya perlu tau makin besar angkanya semakin bagus.
Perbedaan antara VHF dan UHF.
Stasiun televisi ada yang beroperasi pada band VHF (Very High Frekuensi) dan ada juga yang dengan band UHF (Ultra High Frekuensi). VHF dan UHF adalah sebuah bandwidth yang digunakan untuk memancarkan signal radio dan TV untuk para operator yang menerimanya.
VHF : 30 MHz – 300 MHz, saluran 2 sampai 13 pada TV
UHF : 300 MHz – 3 GHz, saluran 14 keatas pada TV
Megahertz artinya "sejuta cycles per detik," jadi "300 megahertz" artinya pemancar stasiun radio tersebut berosilasi pada frekuensi 300,000,000 cycles per detik.
Kilohertz artinya "ribuan cycles per detik".
Frekuensi band umum lainnya:
• AM radio : 535 kilohertz – 1.7 MHz
• Short wave radio : band dari 5.9 MHz – 26.1 MHz
• Citizens band (CB) radio : 26.96 MHz – 27.41 MHz
• Stasiun Televisi : 54 – 88 MHz untuk saluran 2 sampai 6
• FM radio : 88 MHz – 108 MHz
• Stasiun Televisi : 174 – 220 MHz untuk saluran 7 sampai 13
Ada ratusan contoh lainnya, seperti:
• Pembuka pintu garasi, sistim alarm, dsb. - sekitar 40 MHz
• Telepon cordless standar: 40 – 50 MHz
• Pemantau monitor bayi: 49 MHz
• Radio pengontrol pesawat: sekitar 72 MHz, berbeda dengan...
• Radio pengontrol mobil: sekitar 75 MHz
• Kalung pelacak hewan liar: 215 – 220 MHz
• MIR space station: 145 MHz & 437 MHz
• Telepon selular: 824 – 849 MHz
• New 900-MHz cordless phones: Obviously around 900 MHz!
• Radar pengontrol trafik udara: 960 – 1,215 MHz
• Global Positioning System (GPS): 1,227 & 1,575 MHz
• Deep space radio communications: 2290 MHz – 2300 MHz
Daftar frekuensi penyiaran di Indonesia sendiri sebagai berikut:
Trans TV: 29 UHF - 535,25 MHz
TPI: 37 UHF - 599,25 MHz
TVRI: 39 UHF - 615,25 MHz
Indosiar: 41 UHF - 631,25 MHz
SCTV: 45 UHF - 663,25 MHz
RCTI: 47 UHF - 647,25 MHz
ANTV: 48 UHF - 679,25 MHz
TV7: 49 UHF - 695,25 MHz
Lativi/TV ONE: 53 UHF - 727,25 MHz
Metro TV: 57 UHF - 759,25 MHz
Antena ada yang dibuat untuk VHF, UHF dan kombinasi unik keduanya. Kebanyakan antena dual band VHF/UHF sebenarnya adalah dua antena berbeda yang digabung dalam satu paket. Sekarang kebanyakan stasiun TV dgital menyiarkan band dalam frekuensi UHF. Perbedaan antena UHF dan VHF pada dasarnya terletak pada ukuran size nya. Frekuensi UHF jauh lebih tinggi dari VHF, jadi antena yang digunakan lebih kecil. Perbedaan transmisi VHF dan UHF hanya pada area ‘band’ frekuensi mereka berasal. Banyak orang mengira kalau UHF adalah teknologi baru yang lebih baik, anggapan ini salah. Teknologi dan prinsip yang digunakan pada sistim operasinya sama. Selama masih sedikit pengguna sistim wireless UHF maka salah satu keuntungan menggunakan operasi UHF ini adalah sedikit kemungkinan mengalami gangguan sehingga membuat siaran UHF lebih tajam dan jelas. Dalam sisi lain, kelebihan menggunakan sistim VHF adalah transmisi tersebut lebih murah dan mereka masih dapat bekerja walaupun antena dan pemancar/ transmitter nya tidak saling berhadapan.
Downlead adalah istilah yang umum digunakan untuk jalur lead-in yang menghubungkan antena ke TV. Hanya kabel coaxial yang disebut dengan “coax” yang semestinya digunakan untuk downlead. Kabel coaxial yang berkualitas bagus adalah yang 100% dilapisi dengan alumunium foil dan kabel alumunium braiding untuk menolak gangguan.
Ketika menghubungkan kabel coaxial, hubungkan kabel konduktor pusat ke antena dan pastikan pelapis shielding braid-nya juga terpasang pada saddle clamp dan jangan terlalu keras menguncinya. Sambungan koaksial dan plug semestinya disolder dan diikat dengan sekrup penyambung.
Diplexer adalah sebuah alat yang menggabungkan signal dari antena VHF dan UHF ke satu kabel output yang terhubung ke TV set anda. Alat tersebut bisa dipasang dekat TV atau dekat antena. Diplexer diperlukan hanya kalau TV set anda cuman ada satu socket input untuk kabel UHF dan VHF.
FM rejection filters atau kadang disebut juga dengan FM trap, memungkinkan receiver untuk menolak atau menyaring suara signal FM dengan tujuan menghindarkan interferensi pada signal TV.
Untuk meningkatkan kemampuan antena dalam menangkap signal diperlukan electronic amplification. Amplifier yang diinstall pada antena outdoor disebut dengan preamp atau preamplifier (Booster). Preamplifier biasanya terdapat 2 komponen, yang pertama adalah amplifier yang sesungguhnya yang dipasang pada tiang antena sekitar satu foot (30cm) dibawah antena boom dan terhubung ke antena melalui ukuran pendek kabel koaksial. Komponen lainnya adalah power supply yang dipasang di dalam rumah dan tugasnya untuk menyediakan power ke amplifier melalui kabel coaxial. Splitter jangan diletakkan antara power supply dan preamp, jika splitter dipasang disana maka akan memblokir voltase yang menuju ke preamp dan akan menghentikan hampir semua signal yang menuju ke TV. Para pakar merekomendasikan hanya memasang booster kalau benar- benar diperlukan, karena alat itu juga memperbesar suara selain signal dan alat itu bisa ‘overdriven’ kalau terkena signal yang kuat dan hanya akan memperburuk penyiaran. Jika antena dibagi hanya untuk 2 – 4 penyaluran, preamplifier tidak diperlukan tapi kalau lebih dari itu, seperti menggunakan tiga TV, dua VCR dan FM radio pada antena yang sama maka menggunakan preamp adalah ide yang bagus. Ada bermacam-macam jenis preamplifier, sebagian untuk UHF dan sebagian untuk VHF ataupun keduanya pada takaran jumlah gain yang bersekitaran antara 6 – 30 dB. Antena UHF yang bagus pada umumnya dapat memberikan 8 – 10 dB gain.
Urutan Stasiun televisi Indonesia berdasarkan kehadirannya :
01. TVRI - VHF - Nasional - 1962
02. RCTI - UHF - Nasional - 1989
03. TPI - UHF - Nasional - 1991
04. SCTV - UHF - Nasional - 1991
05. ANTV - UHF - Nasional - 1993
06. Indosiar - UHF - Nasional - 1994
07. Metro TV - UHF - Nasional - 2000
08. Trans TV - UHF - Nasional - 2001
09. TRANS7 - UHF - Nasional - 2001
10. Global TV - UHF - Nasional - 2001
11. Lativi - UHF - Nasional - 2001
12. O' Channel - UHF - Lokal - 2005
13. Jak Tv - UHF - Lokal - 2005
14. Space Toon - UHF - Lokal - 2006
15. ElShinta TV - UHF - Lokal - 2006
Sumber : http://elevenmillion.blogspot.com/2009/12/tv-antena-vhf-dan-uhf-perbedaannya.html
No comments:
Write komentar