Rangkaian tone kontrol merupakan sebuah rangkaian yang berguna untuk mengatur nada audio pada sinyal input. Sinyal input sendiri bisa berasal dari berbagai macam sumber, misalnya televisi, MP3, tape dan masih banyak lagi. Sinyal input ini juga terdiri dari berbagai frekuensi, dari tinggi hingga rendah. Dengan rangkaian inilah, Anda dapat mengatur dengan mudah frekuensi nada yang akan diloloskan. Setidaknya ada dua macam rangkaian tone kontrol yang perlu Anda ketahui, dibawah akan sedikit diulas contoh tone kontrol tersebut.
Macam Rangkaian Tone Kontrol
1. Tone Kontrol Pasif
Jenis tone kontrol yang satu ini sangat mudah dibuat, karena menggunakan komponen yang sedikit dan mudah ditemukan. Namun, tone kontrol mono ini memiliki kekurangan yaitu dapat melemahkan suara input sehingga suara yang dihasilkan diakhir akan lebih kecil jika dibandingkan sebelum menggunakan tone kontrol. Berikut gambar rangkaian tone kontrol pasif.
Gambar diatas menjelaskan bagaimana rangkaian tone kontrol beserta dengan komponen yang dibutuhkannya. Berikut daftar dari komponen, beserta sedikit penjelasannya.
Daftar komponen:
C1: 100n
C2: 10n
C3: 1n
C4: 10n
C5: 10uF/10V
R1: 10K
R2: 1K
R3: 10K
Potensio 100K
Kecuali C5, semua kapasitor yang digunakan merupakan milar. Jack 3.5mm digunakan untuk menyambungkan input, sedangkan outputnya disambung ke input amplifier. Untuk bisa menjadi tone kontrol, jack 3.5mm stereo R dan L harus digabung menjadi mono baru.
2. Tone Kontrol Aktif
Agak berbeda dengan tone kontrol pasif, rangkaian tone kontrol aktif ini menggunakan penguatan kecil. Dengan komponen ini, pelemahan yang dihasilkan hampir-hampir tidak akan ada. Penguatan kontrol ini sendiri dapat dibuat dari rangkaian transistor atau OpAmn. Bedanya lagi dengan tone kontrol pasif, tone kontrol aktif ini harus menggunakan sumber tegangan agar bisa menghidupkan transistor.
Gambar diatas merupakan skema dari rangkaian tone kontrol aktif beserta komponen-komponennya. |
Daftar komponen:
C1: 1u/16V
C2: 47u/16V
C3: 47n
C4: 1n
C5: 47u/16V
C6: 3n3
C7: 10n
R1: 5k6
R2,R5: 56k
R3,R4: 8k2
R6,R7,R9,R10: 4k7
R8: 10k
potensio: 50k
IC: 4558
Pada skema diatas, Anda dapat menemukan gambar segitiga dengan tanda + dan -. Itu merupakan simbol dari OpAmp. Dari skema tersebut, Anda juga akan menjumpai dua buah segitiga (penguat) yang merupakan simbol dari IC 4558. Segitiga (penguat) tersebut, memiliki kaki 4 dan 8 yang masing-masing ada 2. Anda juga akan menemukan power, yang memiliki arti harus diberi tegangan sesuai dengan kebutuhan. Di bagian ini tertulis +12 dan -12 yang artinya dibuuthkan PSU simetris agar rangkaian ini dapat hidup. Ada pula bagian kapasitor. Untuk kapasitor milar maupun elco (electronic capasitor) atau kapasitor polar, keduanya memiliki simbol yang sama. Yang membedakan hanya ada di bagian simbol + (untuk kapasitor elco) dan tak bersimbol untuk kapasitor milar.
Dibawah ini terdapat panduan ukuran footprint lengkap dengan namanya, apabila Anda membuat gambar jalur PCB dengan menggunakan proteus ares.
Untuk bisa membuat rangkaian sesuai gambar diatas, Anda terlebih dahulu harus memastikan sudah memiliki semua komponen yang akan dirakit. Setelah itu, bandingkan komponen yang ada dengan gambar tersebut. Sebagai contoh, bandingkan R1 dengan RES50. Atau bandingkan IC 4558 dengan DIL8 dan juga bandingkan potensio dengan P1, jika ukuran dirasa cukup pas dengan gambar, gunakan komponen tersebut.
No comments:
Write komentar